Senin, 31 Agustus 2009

Seputar Siswi Kelas Akselerasi

oleh: Susanti Sugih R. (8f)

Mulai tahun ini, 2009, di sekolah tercinta kita yaitu SMPN 3, ada pertambahan kelas khusus. Kelas khusus itu mempunyai nama 7G atau sering dipanggil CIBI. CIBI adalah singkatan dari Cerdas Istimewa Bakat Istimewa. Kelas CIBI adalah kelas akselerasi. Kelas 7G ini mempunyai 21 0rang siswa dan siswi.
Salah seorang siswi dari kelas akselerasi ini ada yang bernama Edena Yulifarina. Edene Yulifarina atau sering dipanggil Lifa oleh teman-temannya, suka sekali menggambar dan membaca. Kata salah seorang temannya, Lifa paling suka sekali menggambar baju. Lifa sendiri tidak tahu apa alasannya, dia suka menggambar baju. Kalau baca sih, Lifa suka baca buku apa saja. Menurut dia, baca komik, novel, dan buku pelajaran itu sama saja, tidak ada bedanya. Dia paling menyukai pengarang buku yang bernama J.K. Rowling dan Sir Arthur Conan Doyle. Katanya sih, mereka kalau membuat cerita, bagus banget dan menyentuh.
Perempuan yang lahir di Jember tanggal 9 Juli 1996 ini, ingin menjadi seorang desainer. Anak ke 2 dari 3 bersaudara ini bertempat tinggal di Jl. Raung 4/ L 14 A. Menurut kakak Lifa, dia itu termasuk orang yang pendiam. Dia mendapat nilai bagus saat UASBN. Nilainya 28,75. Wah hebat! Gadis ini lebih senang memilih sekolah di SMP 3 untuk menimba ilmu daripada sekolah lainnya. Tapi kata Lifa, dia tidak mempunyai prestasi. Mudah-mudahan saja di SMP ini dia bisa mendapat prestasi yang luar biasa dan dapat membanggakan orang tua. Amin.
Gadis yang menyukai salad buah ini, senang karena bisa masuk kelas akselerasi dan bisa mengalahkan kakaknya. Menurut Lifa di kelas akselerasi ini anak-anaknya asyik-asyik. Jadi, setiap hari Lifa itu tidak pernah sedih di kelasnya. Meskipun pelajaran di kelas akselerasi ini cepat, tapi LIfa tidak pernah bingung tentang apa yang disampaikan oleh guru. Saat dia belajar, dia menginginkan keadaan yang santai meskipun dia mempelajari materi lebih cepat. Motto hidup Lifa adalah “Berjuang terus dan semangat selalu”. Jadi meskipun kita gagal menghadapi suatu masalah, kita tidak boleh menyerah. Kita tetap harus berjuang dan semangat.

Jumat, 14 Agustus 2009

Kekuatan Mistis Pohon Durian Tua


Oleh : Tania T.R. (9B)

Suatu hari pada acara misteri di sebuah televisi, seorang paranormal sedang mengadakan pendeteksian di daerah yang terkenal angker.
Mas Joko(reporter tv) : "Pak, disini ini kalau di lihat dari mata batin
bapak, bapak meelihat apa saja pak?"
Pak Sadi(sang paranormal) : "Saya melihat disini ini banyak banget mas
ya wujutd penampakan. Ada gondoruwo,
besar hitam pokoknya serem deh mas,
kuntilanak itu juga ada dia ber gerombol
tampaknya di sini tempat mukinya mereka
mas.dan tidak jauh dari masnya itu ada cewek
tapi mukanya hancur mas banyak darah,dan
dia sedang melihat kita."
Mas Joko : "OK, Pak. Tadi pada siang hari saya melihat
sebuah gubuk disana pak,dan saya rasakan
getaran mistisnya itu besar sekali pak. "
Pak Sadi : "OK kita kesana."
(dalam perjalanan ke gubuk pak Sadi melihat sebuah pohon durian yang sangat besar dan...)
Pak Sadi : "Wah...wah...ini mas"
Mas Joko : "Kenapa pak?"
Pak Sadi : "Ini pohon durian gede banget dan tinggi
banget ya mas."
Mas Joko: "Iya pak"
Pak Sadi : "Pohon ini mas ya sudah berumur (pak Sadi
terdiam) udah puluhan tahun mas."
Mas Joko : "Kira-kira wujud penampakan apa yang
bapak lihat, gondoruwo, kuntilanak atau
pocong"
(tiba-tiba sang juru kamera maju kedepan dengan berharap semoga mendapatkan sebuah penampakan)
Pak Sadi : "He, kamu jangan maju ke situ ini bahaya
sekali ini" (sambil marah-marah)
Pak Sadi : "Wah..wah...ini bahaya banget mas" (kemudian terdiam)
Mas Joko : "Pak kayaknya saya juga merasakan getaran-
getaran mistisnya, Pak"
(tiba-tiba pak Sadi terdiam dan memejamkan matanya dan tersenyum manis pada mas Joko)
Pak Sadi : "Ini bukan wujud penampakan seperti yang
mas kira."
Mas Joko: "Jadi apa, Pak" (dengan penuh rasa
penasaran)
Pak Sadi : "Ini pohon durian kan besar dan tinggi skali
mas, jadi bahaya bagi orang yang lewat sini.
Kalau ada orang yang lewat sini terus
kejatuhan buah durian kan sakit banget tuh
mas Jadi bahaya bagi orang yang lewat sini,
lewatnya harus muter ke sana dulu."
Mas Joko dan kru tv : "$%$@#!@!*&^$# "
Pak Sadi : "Tau gak mas buah durian itu kesukaan saya"
(sambil melihat ke buah durian yang besar)
Mas Joko : "Terserah,emang gw pikirin.!#@~^%$#*&"

Four Seasons


By : Nurindra Rusmana (9A)

In comes the leaves of Fall
So beautiful it will enthrall
Wonderful red, yellow and brown
Mother Nature should wear a crown
Then comes the snow
And the streets are aglow
With children playing like animated dolls
Then suddenly Spring calls
April showers may come down
Just when you are walking downtown
Along the beach the tide is high
As all the children walk by
Soon it begins to get hot
Now Summer we've got
Sometimes you can feel the sun's rays
Heating up through the humid haze
The circle goes round and round
Four Seasons we are bound

Belajar dari Masa Lalu untuk Hadapi Masa Depan !

Oleh : Riza Adrian S. (9A)

"Ada tiga momen sejarah bangsa yang ingin saya ajak saudara-saudara untuk merenungkannya dan mengambil mutiara kebajikan, yang berguna bagi perjalanan bangsa kita ke depan"

Pidato kenegaraan 14 Agustus 2009 , yang telah dibacakan oleh Bapak Presiden SBY di gedung MPR-DPR cukup membuat hati para petinggi Negara tersentak . Bagaimana tidak , pemimpin Negara kita seolah memberikan peringatan pada pemegang kuasa di tanah air kita . Tiga refleksi yang telah beliau ucapkan akan membawa damapak yang cukup besar , dimana semua komponen Negara disertakan untuk bersama-sama mebangun negara ini menjadi lebih baik .

“Pertama, tentang makna proklamasi kemerdekaan 1945, dan bagaimana kita terus mengaktualisasikan semangat kemerdekaan ini di masa kini dan di masa mendatang.

Refleksi yang kedua adalah tentang apa yang terjadi di negeri kita lima puluh tahun yang lalu. Kita kenal ada tonggak sejarah penting pada waktu itu, yaitu dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959, untuk kembali kepada Undang-undang Dasar 1945. Ini merupakan tonggak sejarah, karena kalau kita lihat benang merahnya, sesungguhnya bangsa Indonesia yang baru merdeka saat itu, ingin betul mencari bentuk atau sosok demokrasi yang diyakini paling tepat untuk negeri kita.

Sedangkan refleksi yang ketiga, saya mengajak untuk merenungkan apa yang terjadi di negeri kita sepuluh tahun yang lalu. Tahun 1999 juga merupakan tonggak sejarah bangsa. Sesungguhnya, setelah kita mengalami krisis yang luar biasa tahun 1998, maka tahun 1999 merupakan awal dari era reformasi yang sampai sekarang tengah kita jalankan. Awal dari era reformasi kita ditandai dengan dua hal penting. Pertama, untuk pertama kalinya dilakukan amandemen terhadap konstitusi kita, yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Kedua, berakhirnya Dwi Fungsi ABRI yang juga berarti berakhirnya peran politik ABRI dalam kehidupan bernegara kita.”

Tiga harapan yang beliau lontarkan, bisa dijadikan pedoman bagaimana kita harus mulai memaknai hari peringatan HUT RI ke 64 yang diwarnai sejarah hebat . Sudah lama kita berdiri di bumi pertiwi sambil mencerca tanah sendiri . Kita seharusnya tahu, bagaimana tanah ini dilahirkan untuk dijadikan tempat kita berlindung . Tonggak sejarah diharap mampu menyadarkan kita sebagai warga Negara untuk tetap mempertahankan bumi pertiwi Indonesia. Menyambut kemerdekaan bersama dengan suasana hikmat. Tapi, kita jangan hanya menyadari kesalahan, harapan untuk memperbaiki bangsa dengan segera harus diwujudkan secepat mungkin . Dengan belajar dari pengalaman, tentu dapat menjadi bahan introspeksi diri. Meskipun berbagai ancaman mengganggu, terorisme, dan berbagai hal lain tentunya kita harus semakin memperkuat persatuan. Bersama bangun tanah air !

Musim Gosip


Oleh : Kirana Dyah – 9A


Aku sudah bosan
Mendengarkan bisikan
Dari sana sini
Dari kanan kiri

Membicarakan semua tentang apa pun
Membicarakan yang tabu
Membicarakan hal yang tidak perlu
Membicarakan entah apa itu

Apalah guna ...
Ikut dalam pembicaraan
Yang dapat menyinggung perasaan
Perasaan mereka

Pembicaraan itu ...
Belum tentu kebenarannya
Pembicaraan itu ...
Menyayat dan mencabik hatinya

Hentikan ...
Hentikan ...
Hentikan semua ini ...
Ini hanyalah hal yang tak berarti

PIDATO KENEGARAAN


Oleh : Okta Eka S. (9A) dan Tiara R. Y. (9B)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Jumat (14/08/09) pagi menyampaikan pidato kenegaraan didepan Sidang Paripurna DPR menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke 64 Kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam pidatonya, Presiden kembali mengecam aksi terorisme yang telah menyebabkan jatuhnya banyak korban.

Jelang detik-detik Hari Ulang Tahun ke 64 Kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Jumat pagi menyampaikan pidato kenegaraan dihadapan Sidang Paripurna DPR. Selain dihadiri seluruh Anggota DPR, Sidang Paripurna juga dihadiri oleh putra putri bangsa yang berprestasi seperti juara olimpiade Fisika.

Dalam pidatonya, Presiden kembali mengecam aksi terorisme yang dilakukan segelintir orang sehingga menyebabkan sejumlah korban tewas. Presiden menilai, aksi pengeboman sebagai tindakan tidak berpri-kemanusiaan. Presiden menyatakan negara tidak boleh kalah oleh aksi-aksi semacam ini. SBY menjamin, negara akan melindungi, melayani dan meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. SBY juga mengharapkan kewaspadaan masyarakat untuk mencegah aksi teror.

Selain menyoroti aksi terorisme, pidato presiden juga mengulas sejumlah permasalahan yaitu pencarian bentuk demokrasi yang tepat bagi Indonesia, memperkuat tiga pilar kehidupan bernegara, paradigma dan strategi yang terdiri dari 10 sasaran utama diantaranya stabilitas nasional yang mantap, demokrasi dan keterbukaan serta hukum dan ketertiban.

Sidang Paripurna DPR memperingati Hari Ulang Tahun ke 64 Kemerdekaan Republik Indonesia diwarnai terlewatkannya lagu Indonesia Raya di awal acara. Hal ini diakui Ketua DPR RI Agung Laksono sebagai sebuah kekeliruan DPR.

Surat Pembaca


Hai Mikro!!!
a. Aku de***, siswi SMPN 3 Jember. Aku mau usul nich...
Coba dech buat rubrik "GOSSIP", biar mading jadi semakin seru dan bisa jadi heboh kalo di lihat sama semuanya. Aku tunggu ya Mikro?


b. Hai Mikro yang semakin oyi...?!
Aku Betari C. Aku punya kritik nech... Menerutku, beritanya kurang remaja banged.
Adain profil BBF (*Boys Before Flowers) donk! Apalagi aku ngefans banget ama Kim Bum! Thank's ..

Rabu, 12 Agustus 2009

Rame-Rame Kemerdekaan

By : Talita Dinda (9A)

Apa yang muncul dalam benak kita setiap mendengar tanggal 17 Agustus? Pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan puncak dari proses perjuangan Bangsa Indonesia dalam mewujudkan kemerdekaan yang diwarnai oleh pertempuran darah para pahlawan kusuma bangsa dalam melawan penjajahan.

Tidak terasa telah 64 tahun Kemerdekaan ini diraih oleh Bangsa Indonesia . Kita sebagai generasi penerus, tentunya wajib kita lestarikan dan kita mantapkan semangat Patriotisme, cinta Tanah Air serta rasa Bela Negara yang tinggi ditengah pengaruh globalisasi yang sarat dengan pengaruh budaya dan semangat kebarat-baratan dengan berdalihkan modernisasi yang nyata-nyatanya mengancam lunturnya budaya luhur bangsa Indonesia .

Salah satu hal yang biasa dan wajib dilakukan dalam memperingati HUT RI ke 64 ini adalah diselenggarakan lomba-lomba di lingkungan masyarakat . Ada lomba lari kelereng, makan kerupuk, dan lari bendera .

1. LARI KELERENG
Lomba ini biasa dimainkan oleh anak anak . namun bukan berarti orang dewasa tidak bisa melakukannya juga. Lomba ini terkesan sangat simple para peserta di wajibkan membawa sebuah kelereng yang di bawa melalui sendok yg di taruh di mulut dan membawanya sesuai jalur yang sudah ditentukan , siapa yang paling cepat sampai di garis finish dialah pemenangnya.


2.MAKAN KERUPUK
Para peserrtanya juga kebanyakan masih anak-anak, namun tak jarang diselenggarakan untuk orang dewasa . Lomba ini termasuk yang paling digemari maklumlah, kan berhubungan dengan makanan heheh . Kerupuk digantung di sebuah tali lalu pesertanya wajib menghabiskan kerupuk tersebut tanpa tersisa dan tanppa bantuan tangan .




3. LARI BENDERA
Sebenarnya lomba ini hampir sama dengan lari kelereng hanya saja yang membedakannya “atribut” yang dibawa . kali ini peserta harus memindahkan bendera satu persatu ke tempat yang telah disediakan dengan cara berlari dan peserta yang paling banyak memindahkan bendera dan yang paling cepat waktunya keluar sebagai pemenangnya .

Suara Hati Para Pemuda

By: Dyna Rahmadanty (8d)

Seruan hati para pemuda….
Bergejolak dengan jiwa….
Dengan segenap nafas yang memburu….
Berseru menjadi satu….

Saat-saat yang dinantikan….
Membentuk suatu harapan….
Menjelma dalam kuatnya keinginan….
Membayang dalam angan-angan….

Disini kami berdiri….
Bersama-sama pijakan kaki….
Menanti suatu yang pasti….
Mengucap janji dalam hati….
Satu arah yang tersirat…..
Bersama menggapai kemerdekaan…..

Nusantari dan 17 Agustus


Nusantari . Satu kata. Ya, Hanya satu kata. Namaku memang hanya satu kata. Tetapi aku sangat amat menyukai namaku. Aku tetap menyukai namaku walaupun mereka sering menertawakan saat aku menyebutkan namaku. Mereka yang kumaksudkan di sini adalah orang – orang yang belum mengenal aku.

Sudah 3 kali aku mengalami kejadian – kejadian ini. Kejadian dimana aku ditertawakan karena namaku. Pertama saat aku memperkenalkan diri di Taman Kanak- Kanak Bunga Bangsa, tempatku belajar melipat dan merekat untuk pertama kali. Saat itu guru dan teman – teman menertawaiku saat aku menyebutkan namaku dalam kalimat – kalimat pendek perkenalanku dan saat itu aku hanya tersenyum karena aku menganggap mereka tertawa karena namaku bagus.

Kedua, saat aku mengikuti Ibuku mendaftarkan diriku di SD Harapan Bangsa 01. Saat itu seorang bapak berkumis dan berwajah galak tertawa ketika Ibuku menulis namaku di formulir pendaftaran. Yang kuingat saat itu aku mulai cemberut mendengar manusia berkumis itu tertawa. Kupikir namaku aneh.

Ketiga, hari pertamaku di SMP Pelita Harapan 01 saat Ibu Guruku mengabsen murid – muridnya di kelas, aku masih ingat saat itu nomor absenku 13 dan saat Ibu Guruku memanggil namaku, teman – teman sekelasku mulai berbisik – bisik dan kemudian tertawa terbahak- bahak seolah mereka melihat monyet terbang. Kali ini aku benar – benar masih ingat karena kejadiannnya baru 2 tahun yang lalu, saat itu aku mulai berkaca – kaca rasanya saat aku ingin menenggelamkan diri di Samudera Arktik. Aku mulai menganggap namaku benar – benar jelek dan tidak elite seperti nama teman – temanku yang lain. Nusantari. Sangat Indonesia menurutku dan aku membencinya.

Mengingat Indonesia yang bukan merupakan salah satu Negara maju di dunia dan keadaannya sekarang sedang carut marut. Aku benci namaku. Bahkan saat itu aku berpikir untuk apa Ibu dan Ayahku membawa pulang aku dari Rumah Sakit saat aku masih bayi kalau hanya untuk dinamai Nusantari.

---
Rabu siang, sepulang sekolah, 13 Agustus 2008
“Eh, Tari. Ibu sedang mencari resep masakan Indonesia untuk Ibu masak nanti pada saat peringatan hari kemerdekaan sekaligus merayakan hari ulang tahunmu. “kata Ibu. Aku hanya ber-ooo ria.

“ Kenapa, nama Tari harus Nusantari, Bu ?” lanjutku.
Ibu hanya tersenyum mendengarkan pertanyaanku. Aku mulai sebal melihatnya.
“ Nusantari itu bukan nama yang bagus, Bu. Nggak elite dan terlalu Indonesia. Tari nggak suka nama ini.”

Lagi – lagi Ibu hanya tersenyum. Aku mulai menekuk mukaku dan mengumpat dalam hati. Dan kemudian aku mulai pergi ke kamar dan membiarkan Ibuku meneruskan membaca majalah masakan yang berjudul ‘Aneka Resep Masakan Indonesia Seri Jempolan’ . Aku menggumam dalam hati “Lagi- lagi Indonesia.”

---
Jumat sore, 15 Agustus 2008
Ayah bersiap- siap akan pergi. Aku tidak tahu beliau akan ke mana. Sambil membawa berlusin – lusin bendera merah putih dari plastik dan bermeter-meter benang kasur.
“ Mau ke mana, Yah ?” tanyaku.
“ Berkumpul bersama – sama dengan Ayah – Ayah yang lain di rumah Pak Kamil, Tari.”
“ Untuk apa, Yah ?”
“ Menyulap gang ini menjadi Indonesia yang benar- benar Indonesia. “
“ Maksud Ayah ? “ Aku benar – benar tidak tahu maksud ayah membuat gang ini menjadi Indonesia yang benar- benar Indonesia. Rasanya gang kecil ini, di mana aku tinggal dan menghabiskan masa – masa kecil indahku sudah cukup mencerminkan Indonesia. Tetanggaku semua berbicara menggunakan Bahasa Jawa dan menurutku gang ini cukup kumuh dan kecil sangat sederhana. Indonesia sekali.
“ Lihat saja apa yang terjadi dengan gangmu ini besok lusa, Tari. “
Tanpa mengerti maksud ayah dan tanpa menebak – nebak maksud ayah lagi, lagi – lagi aku masuk kamar sambil menggumam “ Lagi- lagi Indonesia ”
---
Minggu pagi, 17 Agustus 2008
“Selamat ulang tahun buat diriku sendiri ..” Aku mengucapkannya saat bangun pada pagi ini. “…dan Indonesia tentunya.” lanjutku setengah hati. Aku segera mengganti piyamaku dengan kaos putih bergambarkan burung Garuda, lambang Negara Indonesia. Sejak kecil, Ibu dan Ayah menyuruhku memperingati 17 Agustus dengan sempurna. Sampai sekarang aku tidak pernah mengetahui maksud kata – kata dengan sempurna itu. Yang aku tahu setiap tanggal 16 Agustus malam Ibu membelikanku baju yang bernuansa Indonesia, seperti kaos bergambar pulau – pulau di Indonesia, semuanya lengkap dari Sumatera sampai Papua, bahkan ada yang gabungan membentuk Negara Indonesia seperti di peta, kaos bertuliskan naskah proklamasi, bergambar foto Bung Karno, dan beberapa kaos yang lain. Dan setelah Ibu membelikan kaos – kaos tersebut aku disuruhnya memakainya tanggal 17 pagi sampai siang. Aku juga tidak boleh bolong mengikuti upacara kemerdekaan di Alun – Alun kotaku.

Akupun keluar kamar, Ibu dan Ayah bergantian mencium pipi kiri kananku dan mengucapkan selamat ulang tahun. Kemudian aku mandi dan menikmati sarapanku, nasi goreng merah putih buatan Ibu. Merah karena nasi gorengnya berwarna merah dan putih karena telur dan krupuknya berwarna putih. Selanjutnya aku segera bergegas ke Alun – Alun diantar Ayah untuk mengikuti upacara kemerdekaan. Aku melihat gangku begitu meriah dihiasi bendera plastik merah putih.

Setelah rangkaian acara dalam upacara tersebut tibalah waktunya pengibaran bendera merah putih dengan diiringi lagu Indonesia Raya. “…Indonesia Raya merdeka merdeka. Tanahku Negeriku yang kucinta.. Indonesia Raya merdeka merdeka. Hiduplah Indonesia Raya…” Aku menyanyi kecil dalam posisi penghormatan. Tak kusangka aku menangis dari awal lagu sampai selesainya. “Tegak Grak …” saat komandan upacara mengucapkan komando ini aku berkata kecil “Aku cinta namaku, Nusantari dan aku akan lebih mencintai Indonesia karena namaku adalah bagian dari Indonesia.”