Senin, 31 Mei 2010

Jalan Terbaik

Rifa adalah anak seorang dokter. Ia tinggal di di rumah mewah yang berada di Jalan Jeruk nomor 10. Semua kebutuhannya terpenuhi, apa pun barang yang ia inginkan selalu dituruti oleh kedua orang tuanya. Semenjak Ia mendapatkan adik yang bernama fail dari panti asuhan , perhatian ibu dan ayahnya lebih tertuju pada fail. Akhirnya ia pun tidak punya teman curhat seperti dulu . Segala masalah yang ia hadapi , Rifa selesaikan sendiri entah itu benar ataupun salah.

Di sekolah, Rifa termasuk anak yang cerdas. Tapi ia tidak pandai bergaul dengan teman-temannya. Untungnya ada dua orang siswa yang sejak SD menjadi sahabatnya. Kedua siswi itu bernama Prili dan Rita. Mereka selalu mendampingi Rifa saat duka maupun suka.

Pagi itu Rifa berangkat sekolah dengan wajah yang berbunga –bunga. Semua penghuni rumah mewah itu heran melihat sikap Rifa. Saat pelajaran terakhir di sekolah Rifa, ia ditugaskan untuk membuat puisi oleh guru bahasa Indonesia di sekohnya yang bernama Bu. Wida. Rifa dengan semangat membuat puisi itu , tak sampai 15 menit puisinya telah selesai. Tak heran Rifa memang memiliki bakat menulis. Bel pulang pun berbunyi. Karena hari itu adalah hari jum’at, Rifa tidak langsung pulang . Ia biasa membuka facebook ataupun memainkan game favoritnya di warnet dekat sekolahnya untuk menghibur diri. Ia biasa ke sana bersama kedua sahabatnya. Satu jam lamanya mereka mengotak atik computer yang ada di hadapannya , akhirnya mereka keluar dari warnet langganannya itu. Kebetulan jalur rumah mereka sama, mereka pun pulang bersama dengan menaiki taxi.

Suatu ketika Rifa datang terlambat. Kebetulan di sebelahnya ada seorang siswa kelas delapan . Rifa terlihat gelisah, ia tahu bahwa Rino yang berada di sebelahnya itu sudah lama menyimpan rasa pada Rifa. Ketika itu juga Rino menyatakan perasaannya kepada Rifa, namun Rifa memilih untuk mempertimbangkan semua itu. Sepulang sekolah , ia bingung ingin curhat pada siapa. Ibunya terlalu sibuk bekerja dan mengajak bermain Fali. Sedangkan ayahnya pulang larut malam dan selalu berangkat pagi, jadi ia tak sempat meminta pendapatnya.




Tiga hai setelah hari itu , Rifa dating terlambat lagi pada jam dan hari yang sama. Rasanya semua ini mustahil dan tidak mungkin terjadi. Hal yang paling ia takutkan adalah peristiwa yang sampai sekarang belum selesai , akan terulang kembali. Ternyata dugaannya benar. Ada seorang yang menyatakan cinta kepada Rifa selang tga hari setelah Rino, Ia bernama Niko.

Setelah berfikit dua hari , Rifa memutuskan untuk tidak memilih keduanya, ia yakin bahwa itu jalan terbaik baginya , Rino dan Niko. Dengan perasaan berat hati untuk melepaskan keduanya. Rifa akhirnya memberanikan diri untuk bicara pada Nico dan Rino. Mereka berdua menerima dengan lapang dada.

Rifa baru sadar bahwa manisnya dunia tidak hanya berdasarkan perasaan cinta ,melainkan pada perasaan saling sayang pada sahabat, teman , terutama orang tua dan adik Rifa. Semenjak kejadian itu Rifa dan keluarganya hidup bahagia dan tidak ada rasa iri antara mereka.

Tidak ada komentar: