Oleh : Riza Adrian S. (9A)
"Ada tiga momen sejarah bangsa yang ingin saya ajak saudara-saudara untuk merenungkannya dan mengambil mutiara kebajikan, yang berguna bagi perjalanan bangsa kita ke depan"
Pidato kenegaraan 14 Agustus 2009 , yang telah dibacakan oleh Bapak Presiden SBY di gedung MPR-DPR cukup membuat hati para petinggi Negara tersentak . Bagaimana tidak , pemimpin Negara kita seolah memberikan peringatan pada pemegang kuasa di tanah air kita . Tiga refleksi yang telah beliau ucapkan akan membawa damapak yang cukup besar , dimana semua komponen Negara disertakan untuk bersama-sama mebangun negara ini menjadi lebih baik .
“Pertama, tentang makna proklamasi kemerdekaan 1945, dan bagaimana kita terus mengaktualisasikan semangat kemerdekaan ini di masa kini dan di masa mendatang.
Refleksi yang kedua adalah tentang apa yang terjadi di negeri kita lima puluh tahun yang lalu. Kita kenal ada tonggak sejarah penting pada waktu itu, yaitu dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959, untuk kembali kepada Undang-undang Dasar 1945. Ini merupakan tonggak sejarah, karena kalau kita lihat benang merahnya, sesungguhnya bangsa Indonesia yang baru merdeka saat itu, ingin betul mencari bentuk atau sosok demokrasi yang diyakini paling tepat untuk negeri kita.
Sedangkan refleksi yang ketiga, saya mengajak untuk merenungkan apa yang terjadi di negeri kita sepuluh tahun yang lalu. Tahun 1999 juga merupakan tonggak sejarah bangsa. Sesungguhnya, setelah kita mengalami krisis yang luar biasa tahun 1998, maka tahun 1999 merupakan awal dari era reformasi yang sampai sekarang tengah kita jalankan. Awal dari era reformasi kita ditandai dengan dua hal penting. Pertama, untuk pertama kalinya dilakukan amandemen terhadap konstitusi kita, yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Kedua, berakhirnya Dwi Fungsi ABRI yang juga berarti berakhirnya peran politik ABRI dalam kehidupan bernegara kita.”
Tiga harapan yang beliau lontarkan, bisa dijadikan pedoman bagaimana kita harus mulai memaknai hari peringatan HUT RI ke 64 yang diwarnai sejarah hebat . Sudah lama kita berdiri di bumi pertiwi sambil mencerca tanah sendiri . Kita seharusnya tahu, bagaimana tanah ini dilahirkan untuk dijadikan tempat kita berlindung . Tonggak sejarah diharap mampu menyadarkan kita sebagai warga Negara untuk tetap mempertahankan bumi pertiwi Indonesia. Menyambut kemerdekaan bersama dengan suasana hikmat. Tapi, kita jangan hanya menyadari kesalahan, harapan untuk memperbaiki bangsa dengan segera harus diwujudkan secepat mungkin . Dengan belajar dari pengalaman, tentu dapat menjadi bahan introspeksi diri. Meskipun berbagai ancaman mengganggu, terorisme, dan berbagai hal lain tentunya kita harus semakin memperkuat persatuan. Bersama bangun tanah air !
"Ada tiga momen sejarah bangsa yang ingin saya ajak saudara-saudara untuk merenungkannya dan mengambil mutiara kebajikan, yang berguna bagi perjalanan bangsa kita ke depan"
Pidato kenegaraan 14 Agustus 2009 , yang telah dibacakan oleh Bapak Presiden SBY di gedung MPR-DPR cukup membuat hati para petinggi Negara tersentak . Bagaimana tidak , pemimpin Negara kita seolah memberikan peringatan pada pemegang kuasa di tanah air kita . Tiga refleksi yang telah beliau ucapkan akan membawa damapak yang cukup besar , dimana semua komponen Negara disertakan untuk bersama-sama mebangun negara ini menjadi lebih baik .
“Pertama, tentang makna proklamasi kemerdekaan 1945, dan bagaimana kita terus mengaktualisasikan semangat kemerdekaan ini di masa kini dan di masa mendatang.
Refleksi yang kedua adalah tentang apa yang terjadi di negeri kita lima puluh tahun yang lalu. Kita kenal ada tonggak sejarah penting pada waktu itu, yaitu dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959, untuk kembali kepada Undang-undang Dasar 1945. Ini merupakan tonggak sejarah, karena kalau kita lihat benang merahnya, sesungguhnya bangsa Indonesia yang baru merdeka saat itu, ingin betul mencari bentuk atau sosok demokrasi yang diyakini paling tepat untuk negeri kita.
Sedangkan refleksi yang ketiga, saya mengajak untuk merenungkan apa yang terjadi di negeri kita sepuluh tahun yang lalu. Tahun 1999 juga merupakan tonggak sejarah bangsa. Sesungguhnya, setelah kita mengalami krisis yang luar biasa tahun 1998, maka tahun 1999 merupakan awal dari era reformasi yang sampai sekarang tengah kita jalankan. Awal dari era reformasi kita ditandai dengan dua hal penting. Pertama, untuk pertama kalinya dilakukan amandemen terhadap konstitusi kita, yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Kedua, berakhirnya Dwi Fungsi ABRI yang juga berarti berakhirnya peran politik ABRI dalam kehidupan bernegara kita.”
Tiga harapan yang beliau lontarkan, bisa dijadikan pedoman bagaimana kita harus mulai memaknai hari peringatan HUT RI ke 64 yang diwarnai sejarah hebat . Sudah lama kita berdiri di bumi pertiwi sambil mencerca tanah sendiri . Kita seharusnya tahu, bagaimana tanah ini dilahirkan untuk dijadikan tempat kita berlindung . Tonggak sejarah diharap mampu menyadarkan kita sebagai warga Negara untuk tetap mempertahankan bumi pertiwi Indonesia. Menyambut kemerdekaan bersama dengan suasana hikmat. Tapi, kita jangan hanya menyadari kesalahan, harapan untuk memperbaiki bangsa dengan segera harus diwujudkan secepat mungkin . Dengan belajar dari pengalaman, tentu dapat menjadi bahan introspeksi diri. Meskipun berbagai ancaman mengganggu, terorisme, dan berbagai hal lain tentunya kita harus semakin memperkuat persatuan. Bersama bangun tanah air !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar